Hadits yang menerangkan bahwa tidurnya orang berpuasa adalah ibadah, dari Abdullah bin Abu Aufa radhiallahu ’anhu :
نَوْمُ الصَّائِمِ عِبَادَةٌ ، وَصَمْتُهُ تَسْبِيحٌ ، وَدُعَاؤُهُ مُسْتَجَابٌ ، وَعَمَلُهُ مُضَاعَفٌ
“Tidurnya orang puasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, doanya terkabulkan dan amalannya dilipat gandakan”.
Hadits ini juga sering disampaikan pada ceramah-ceramah di televisi, dan juga khutbah Jum’at untuk memberitahukan betapa bernilainya seseorang yang sedang berpuasa. Namun, setelah mencoba menelusuri dari berbagai referensi, salah satunya di IslamQA.info, hadits ini ternyata tidak shahih alias lemah.
Dari kacamata pribadi, tanpa melihat hadits tentang hal ini shahih atau dhaif, saya sendiri lebih setuju bahwa pengetahuan semacam itu, sebaiknya tidak disampaikan mentah-mentah oleh para penceramah, karena bisa menimbulkan persepsi yang berlainan dan justru disalahgunakan.
Namun, disisi lain jika kita melihat bahwa tidur itu kita gunakan karena kelelahan menjalankan aktivitas, sehingga takut ada niat serta godaan untuk membatalkan puasa, apakah tidur yang seperti itu tidak boleh? Atau justru mendapat pahala?
Selain itu juga tidur yang digunakan karena enggan melakukan perbuatan-perbuatan mubah atau bahkan bisa merusak pahala puasa seperti berkumpul-kumpul dan memperbincangkan orang lain, atau melakukan perbuatan lain yang tidak ada nilai ibadahnya, apakah tidak boleh atau justru mendapat pahala?
Urusan pahala, memang sebaiknya kita serahkan kembali kepada Yang Maha Memberi, Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sedangkan yang bisa kita lakukan adalah menjalankan ibadah puasa dengan sebaik-baiknya, menjalankan aktivitas pun dengan sebaiknya, dan istirahat jika memang diperlukan. Perkara menjadi pahala atau tidak, InsyaAllah tergantung niat yang kita miliki, asal tidak berfikiran bahwa tidurnya orang yang bermalas-malasan adalah lebih utama ketimbang bekerja seperti biasa.
Wallahu’alam
0 Komentar untuk "Apakah tidurnya orang berpuasa adalah ibadah? "