a) Kolam penyimpanan induk
Kolam ini berfungsi untuk menyimpan induk dalam mempersiapkan kematangan
telur dan memelihara kesehatan induk, kolam berupa kolam tanah yang luasnya
sekitar 10 meter persegi, kedalamam minimal 50 cm dan kepadatan kolam induk 20
ekor betina dan 10 ekor jantan.
b) Kolam pemijahan
Kolam berupa kolam tanah yang luasnya 200/300 meter persegi dan kepadatan
kolam induk 1 ekor memerlukan 2-10 meter persegi (tergantung dari sistim
pemijahan). Adapun syarat kolam pemijahan
adalah suhu air berkisar antara 24-28 derajat C; kedalaman air 75-100 cm;
dasar kolam sebaiknya berpasir. Tempatkan sarana penempel telur berupa injuk
atau ranting-ranting.
c) Kolam pemeliharaan benih/kolam pendederan
Luas kolam tidak lebih dari 50-100 meter persegi. Kedalaman air kolam
antara 30-50 cm. Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter persegi. Lama pemeliharaan
di dalam kolam pendederan/ipukan antara 3-4 minggu, pada saat benih ikan
berukuran 3-5 cm.
d) Kolam pembesaran
Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan membesarkan
benih selepas dari kolam pendederan. Adakalanya dalam pemeliharaan ini
diperlukan beberapa kolam jaring 1,25–1,5 cm. Jumlah penebaran bibit sebaiknya
tidak lebih dari 10 ekor/meter persegi.
e) Kolam/tempat pemberokan
Merupakan tempat pembersihan ikan sebelum dipasarkan
Adapun cara pembuatan kolam adalah sebagai berikut:
a) Ukurlah tanah 10 x 10 m (100 m2).
b) Buatlah pematangnya dengan ukuran; bagian atas lebarnya 0,5 m, bagian
bawahnya 1 m dan tingginya 1 m.
c) Pasanglah pipa/bambu besar untuk pemasukan dan pengeluaran air. Aturlah
tinggi rendahnya, agar mudah memasukkan dan mengeluarkan air.
d) Cangkullah tanah dasar kolam induk agar gembur, lalu diratakan lagi.
Tanah akan jadi lembut setelah diairi, sehingga lobang-lobang tanah akan
tertutup, dan air tidak keluar akibat bocor dari pori-pori itu. Dasar kolam
dibuat miring ke arah pintu keluar air.
e) Buatlah saluran ditengah-tengah kolam induk, memanjang dari pintu masuk
air ke pintu keluar. Lebar saluran itu 0,5 m dan dalamnya 15 cm.
f) Keringkanlah kolam induk dengan 2 karung pupuk kandang yang disebarkan
merata, kemudian air dimasukkan. Biarkan selama 1 minggu, agar pupuk hancur dan
meresap ke tanah dan membentuk lumut, serta menguji agar kolam tidask bocor.
Tinggi air 0,75-1 m.
Peralatan
Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan gurame
diantaranya adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk
menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember, baskom berbagai
ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (Kg), cangkul, arit, pisau serta
piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan.
Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan gurame
antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter
100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba
kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban
(untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote
(untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan
benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut
benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk
menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi),
scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas),
seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk
segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).
2. Pembibitan dan Pemilihan
Induk
Ciri-ciri induk ikan gurame yang baik adalah sebagai berikut:
a) Memiliki sifat pertumbuhan yang cepat.
b) Bentuk badan normal (perbandingan panjang dan berat badan ideal).
c) Ukuran kepala relatif kecil
d) Susunan sisik teratur,licin, warna cerah dan mengkilap serta tidak luka.
e) Gerakan normal dan lincah.
f) Bentuk bibir indah sepertipisang, bermulut kecil dan tidak berjanggut.
g) Berumur antara 2-5 tahun.
Adapun ciri-ciri untuk membedakan
induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:
a) Betina - Dahi meninjol.
- Dasar sirip dada terang gelap kehitaman.
- Dagu putih kecoklatan.
- Jika diletakkan pada tempat datar ekor hanya bergerak-gerak.
- Jika perut distriping tidak mengeluarkan cairan.
b) Jantan - Dahi menonjol.
- Dasar sirip dada terang keputihan.
- Dagu kuning.
- Jika diletakkan pada tempat datar ekor akan naik.
- Jika perut distriping mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.
Pemeliharaan Induk
Induk-induk terpilih (20-30 ekor untuk kolam seluas 10 m2) disimpan dalam
kolam penyimpanan induk. Beri makanan selama dalam penampungan. Untuk setiap
induk dengan berat antara 2-3 kg diberi makanan daun-daunan sebanyak 1/3 kg
setiap hari pada sore hari. Makanan tambahan berupa dedak halus yang diseduh
air panas diberikan 2 kali seminggu dengan takaran 1/2 blekminyak tanah setiap
kali pemberian.
Pembenihan
Bila proses pematangan gonada (kandung telur dan sperma) di kolam
penampungan sudah mencapai puncaknya, induk segera dimasukkan dalam kolam
pemijahan. Adapun cara pemijjahan ikan gurame adalah sebagai berikut:
a) Kolam dikeringkan terlebih dahulu selama 5 hari, perbaiki tanggul dan
dasar kolam.
b) Lakukan pengapuran dan pemupukan. Pemupukan dasar dengan pupuk kandang
dosis 7,5 kg/100 meter persegi dan biarkan selama 3 hari.
c) Tanami dasar kolam dengan tanaman ganggang buntut anjng
d) Isikan air yang telah dicampur dengan pupuk buatan TSP sebantak 500
gram/100 meter persegi, biarkan selama 1 minggu kemudian isikan air hingga
kedalaman 75 cm.
e) Untuk kolam seluas 100 meter persegi bisa disebar induk sebanyak 30 ekor
betina dan 10 ekor jantan. Setelah pemijahan berlangsung, 1-2 hari induk betina
akan melepaskan telur-telurnya ke dalam sarang yang kemudian disemproti sperma
oleh si jantan sehingga terjadi pembuahan sel telur. 20-30 hari kemudian,
induk-induk yang terpelihara baik akan berpijah lagi dan beberapa hari kemudian
telur akan menetas.
Pemeliharaan Bibit
Benih-benih yang telah berumur 1-2 bulan sejak menetas dapat dibesarkan
pada kolam pendederan atau disawah sebagai penyelang. Dalam pelaksanaan
pendederan adalah melakukan pengeringan kolam atau sawah, pemupukan, perbaikan
pematang dan pemasangan saringan atau perbaikan pipa-pipa pada pintu pemasukan
atau pengeluaran air.
Setelah persiapan selesai, benih ditebarkan dengan kepadatan 30 ekor/meter
persegi dengan ukuran benih 5-10 cm pada kolam pendederan. Makanan yang dapat
diberikan selama pemeliharaan adalah rayap atau daun-daunan yang telah
dilunakkan dengan dosis 20-30% berat badan ratarata. Makanan tambahan berupa
dedak halus yang diseduh air panas diberikan 1 kali seminggu dengan takaran 1
blek minyak tanah untuk 100 ekor benih. Lamanya pendederan sekitar 1-2 bulan.
3. Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara polikultur maupun
monokultur.
a) Polikultur
Ikan gurame dipeliharan bersama ikan tawes, ikan mas, nilem, mujair atau
lele. Cara ini lebih menguntungkan karena pertumbuhan ikan gurame yang cukup
lambat.
b) Monokultur
Pada pemeliharaan gurame tersendiri, bibit yang disebar minimal harus
berumur 2 bulan. Penebaran bibit sejumlah 500 ekor (ukuran 10-15 cm) diperlukan
luas kolam sekitar 1500 meter persegi
Pemupukan
Pemupukan dapat dilakukan dengan bahan kimia dan pupuk kandang. Pada
umumnya pemupukan hanya dilakukan 1 kali dalam setiap pemeliharaan, dengan
maksud untuk meningkatkan makanan alami bagi hewan peliharaan.
Tahap pertama pemupukan dilakukan pada waktu kolam dikeringkan. Pada saat
ini pupuk yang diberikan adalah pupuk kandang sebanyak 7,5 kg untuk tiap 100 m2
kolam, air disisakan sedikit demi sedikit sampai mencapai ketinggian 10 cm dan
dibiarkan selama 3 hari.
Pada tahap berikutnya pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk buatan
seperti TSP atau pupuk Urea sebanyak 500 gram untuk setiap 100 m2 kolam. Pemberian kedua pupuk
tersebut ditebarkan merata ke setiap dasar dan sudut kolam.
Pemberian Pakan
Makanan pokok ikan gurame berupa pelet yang dapat diatur gizinya, namun di
daerah yang agak sulit memperoleh pelet, daun-daunan merupakan alternatif yang
sangat baik untuk dijadikan makanan ikan, diantaranya: daun pepaya, keladi,
ketela pohon, genjer, kimpul, kangkung, ubi jalar, ketimun, labu dan dadap.
Pemberian makanan yang teratur dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi
dapat meningkatkan pertumbuhan tubuh ikan lebih cepat. Induk-induk gurame yang
sehat dan terjamin makanannya dapat dipijahkan dua kali setahun berturut-turut
selama 5 tahun.
Produk
NASA yang digunakan:
Viterna (Vitamin Ternak Natural) 500 cc
Hormonik (Hormon Organik) 100 cc
TON (pupuk Tambak Organik Nusantara) 250 gr
1 botol VITERNA + 1 botol Hormonik = 600 cc = cukup untuk campuran 150 Kg
pakan apa saja. Untuk menghemat biaya pilih pakan yang paling murah, misalnya
dedak / bekatul. Meski pakannya biasa-biasa aja namun jika dicampur suplemen
Viterna + Hormon Organik kebutuhan protein & nutrisi sudah lebih dari
mencukupi. Tidak perlu pilih-pilih pakan terapung segala, meski pakan tenggelam
kalau nafsu makan ikan bagus pasti dilahap sampai habis.
Cara pakai:
VITERNA & HORMON ORGANIK digunakan sebagai suplemen campuran pakan
ikan. Campur jadi satu wadah, 1 botol VITERNA 500 cc + 1 botol HORMONIK 100 cc.
Kemudian ambil 1 tutup (10 cc) campur dengan 2,5 Kg pakan apa saja. Cukup
diberikan 1 x sehari.
TON (Pupuk Tambak Organik Nusantara) digunakan sebagai pupuk kolam /
tambak. Campurkan air 10 liter + 1 sendok makan TON siram-siramkan secukupnya
setiap 2 minggu / 1 bulan sekali.
Tips
& trik:
Jika ingin target hasil panen optimal, target bobot 1 Kg per ekor. Caranya
campur jadi satu wadah, VITERNA + PUPUK ORGANIK CAIR (POC) NASA + HORMON
ORGANIK. Campur 10 cc dengan pakan apa saja. 1 x sehari.
1 botol VITERNA 500 cc+ 1 botol POC NASA 500 cc + 1 botol HORMONIK = 1.100
cc = cukup untuk 300 Kg pakan = cukup untuk sekitar 200 ekor.
Manfaat Viterna + Hormonik :
Meningkatkan nafsu makan ikan, ikan tidak stress, sehat, tahan penyakit,
angka kematian sangat rendah, menghasilkan daging ikan bermutu tinggi karena
rendah kolesterol.
Manfaat TON (Pupuk Tambak Organik) :
Cepat menumbuhkan plankton sebagai pakan alami yang disukai ikan,
menetralkan & menguraikan senyawa beracun / gas-gas beracun berbahaya,
menyelaraskan ekosistem tambak / kolam, mempercepat pertumbuhan ikan,
menyediakan suplai oksigen terlarut dalam air sehingga ekosistem kolam manjadi
sehat.
Pemeliharaan Kolam/Tambak
Setiap habis panen, kolam dibersihkan/kuras. setelah itu dilakukan
pemupukan agar mempengaruhi kesuburan kolam, sehingga bila benih disebarkan,
kesuburan ikan akan terjamin dan pertumbuhan ikan akan cepat.
4. PENYAKIT
Gangguan yang dapat menyebabkan matinya ikan adalah penyakit yang disebut
penyakit non parasiter dan penyakit yang disebabkan parasit. Gangguan-gangguan
non parasiter bisa berupa pencemaran air seperti adanya gas-gas beracun berupa
asam belerang atau amoniak; kerusakan akibat penangkapan atau kelainan tubuh
karena keturunan. Penanggulangannya adalah dengan mendeteksi keadaan kolam dan
perilaku ikan-ikan tersebut.
Memang diperlukan pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk
mengetahuinya. ikan-ikan yang sakit biasanya menjadi kurus dan lamban
gerakannya.
Gangguan lain yang berupa penyakit parasiter, yang diakibatkan oleh bakteri,
virus, jamur dan berbagai mikroorganisme lainnya. Bila ikan terkena penyakit
yang disebabkan parasit, dapat dikenali sebagai berikut:
1) Penyakit pada kulit; pada bagian-bagian tertentu berwarna merah terutama
di bagian dada, perut dan pangkal sirip.
2) Penyakit pada insang; tutup insang mengembang. Lembaran insang menjadi
pucat, kadang-kadang tampak semburat merah dan kelabu
3) Penyakit pada organ dalam; perut ikan membengkak, sisik berdiri.
Pencegahan timbulnya penyakit ini dapat dilakukan dengan mengangkat ikan
dan melakukan penjemuran kolam beberapa hari agar parasit pada segala stadium
mati. Parasit yang menempel pada tubuh ikan dapat disiangi dengan pinset.
Pengobatan bagi ikan-ikan yang sudah cukup memprihatikan keadaannya, dapat
dilakukan dengan menggunakan bahan kimia diantaranya:
1) Pengobatan dengan Kalium Permanganat (PK)
a. Sediakan air sumur atau sumber air lainnya yang bersih dalam bak
penampungan sesuai dengan berat ikan yang akan diobati.
b. Buat larutan PK sebanyak 2 gram/10 liter atau 1,5 sdt/100 l air.
c. Rendam ikan yang akan diobati dalam larutan tersebut selama 30-60 menit
dengan diawasi terus menerus.
d. Bila belum sembuh betul, pengobatan ulang dapat dilakukan 3 atau 4 hari
kemudian.
2) Pengobatan dengan Neguvon. Ikan direndam pada larutan neguvon dengan
2-3,5% selama 3 mernit. Untuk pembe-rantasan parasit di kolam, bahan tersebut
dilarutkan dalam air hingga konsentrasi 0,1% Neguvon lalu disiramkan ke dalam
kolam yang telah dikeringkan. Biarkan selama 2 hari.
3) Pengobatan dengan garam dapur. Hal ini dilakukan di pedesaan yang sulit
mendapatkan bahan-bahan kimia. Caranya: (1) siapkan wadah yang diisi air
bersih. setiap 100 cc air bersih dicampurkan 1-2 gram (NaCl), diaduk sampai
rata; (2) ikan yang sakit direndam dalam larutan tersebut. Tetapi karena obat
ini berbahaya, lamanya perendaman cukup 5-10 menit saja. (3) Setelah itu segera
ikan dipindahkan ke wadah yang berisi air bersih untuk selanjutnya dipindahkan
kembali ke dalam kolam; (4) pengobatan ulang dapat dilakukan 3-4 hari kemudian
dengan cara yang sama.
5. HAMA
Bagi benih gurame musuh yang paling utama adalah gangguan dari ikan
liar/pemangsa dan beberapa jenis ikan peliharaan seperti tawes, gurame dan
sepat. Musuh lainnya adalah biawak, katak, ular dan bermacam-macam burung
pemangsa.
6. P A N E N
1. Penangkapan
Pemanenan benih dapat dilakukan setelah benih berumur 1 bulan. Caranya
dengan menyurutkan air sedikit demi sedikit sementara saluran air masuk
diperkecil. Pasanglah jaring lembut di pintu pengeluaran untuk menampung benih
atau bisa juga dengan membuat parit di tengah kolam menuju ke lubang
pengeluaran. Bibit yang terawat baik bisa mencapai bobot 0,3 gram/ekor pada
saat dipanen.
Pemanenan hasil pembesaran ikan gurame sangat tersantung dari ukuran yang
diminta konsumen. Umumnya pemanenan dilakukan setelah ikan berumur 2-3 tahun,
ikan yang berumur 2 tahun mempunyai panjang sekitar 25 cm dan berat 0,3
kg/ekor, sedangkan untuk ikan yang berumur 3 tahun panjangnya sekitar 35 cm dan
berat badan 0,7 kg/ekor. Untuk ikan berumur 4 tahun panjangnya dapat mencapai
40 cm dan berat 1.5 kg/ekor.
Adapun cara penangkapan: air disurutkan sedikit demi sedikit, penangkapan
dilakukan pada pagi hari. Hindari cara penangkapan yang dapat menyebabkan ikan
terluka.
2. Pembersihan
Setelah air kolam surut, benih digiring masuk ke petak kecil. Kemudian
diserok dan dimasukkan ke dalam keranjang panen. Biasanya waktu panen tidak
hanya gurame saja yang tertangkap, sehingga sebelum ikan dimasukkan ke kolam
pemberokan, harus diseleksi dan dibersihkan terlebih dahulu. Pembersihan benih
dilakukan selama 1 hari. tujuannya agar ikan tidak mabuk sewaktu diangkut ke
pasar. Lamanya pembersihan disesuaikan dengan besarnya benih.
0 Komentar untuk "Trik Sukses Budidaya Ikan Gurame"