Berbagi Info

Aneka Informasi Menarik dan Bermanfaat

JENIS PENYAKIT BURUNG PUYUH DAN CARA PENGENDALIANNYA


Penyakit oleh Virus
Tetelo ( Castle Disease atau Geleng -geleng)
ND merupakan infeksi viral yang menyebabkan gangguan pada saraf pernapasan. Penyakit ini disebabkan oleh virus Paramyxo.
Gejala awal terlihat dari turunnya nafsu makan dan puyuh terlihat lesu. Puyuh lebih sering terlihat minum dibandingkan makan. Kotoran encer dan bewarna hijau keputihan. Tubuhnya gemetar, limbung, berjalan mundur dan berusaha mematuki puyuh lain. Puyuh sering bersin, batuk, dan mengorok pada malam hari. Selanjutnya, sayap akan terkulai dan terjadi kelumpuhan (paralysis) bahkan leher terputar (torticolis).
Tetelo biasanya ini muncul dengan tiba-tiba dan menyerang puyuh segala umur. Angka kematian yang ditimbulkannya bisa mencapai 100%. Karena penyakit puyuh ini mudah menular melalui peralatan kandang serta lantai kandang yang berdebu, kotor, dan lembap. Sisa pakan atau kotoran yang basah dan berbau juga menjadi pemicu munculnya penyakit ini.
Sampai saat ini, tetelo tidak dapat diobati. Langkah yang harus diambil adalah menghindari kontak fisik antara puyuh sakit dengan puyuh sehat. Pencegahan penularan dilakukan dengan membakar bangkai puyuh sakit. Untuk mencegah terulangnya penyakit ini, sebaiknya sejak kecil puyuh divaksinasi dengan vaksin ND.
Flu Burung
Flu burung adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Avian Influense A subtype H5N1 yang menyerang kelenjar limfe pada unggas seperti ayam, bebek, dan puyuh sehingga menyebabkan kekebalan atau ketahanan tubuh ternak puyuh menjadi menurun yang pada akhirnya menyebabkan kematian dalam waktu yang singkat (mendadak).
Penyebaran / penularan penyakit melalui udara, air, tempat pakan dan minum yang terkontaminasi akan mempercepat penularan virus ini dalam satu kandang sehingga tidak heran diberitakan bahwa puyuh dalam satu kandang bisa seluruhnya terkena penyakit flu burung dalam beberapa hari saja yang menimbulkan kematian massal puyuh. Bila tidak segera ditanggulangi maka kerugian peternak akan semakin besar.
Gejala-gejala yang sering ditemui pada puyuh yang terinfeksi virus flu burung adalah terjadinya kematian puyuh secara mendadak dalam jumlah yang besar atau kematian puyuh tanpa gejala klinis yang jelas, Puyuh terlihat lesu, dan kehilangan nafsu makan, Jengger puyuh bengkak, berwarna biru, dan terkadang berdarah, Bulu-bulu puyuh mulai rontok, Timbul pembengkakan pada kepala atau kelopak mata puyuh, Terjadi pendarahan pada kulit atau pada bagian yang tidak ditumbuhi bulu, terutama pada kaki, Produktivitas telur menurun drastis, Puyuh kesulitan bernapas, diare, menggigil, dan mengeluarkan secret (cairan) dari hidung, mulut dan mata.
Pencegahanan dilakukan dengan cara melakukan vaksinasi AI, namun selain vaksinasi hal yang lebih penting adalah manajemen perkandangan harus baik juga yaitu dengan sirkulasi kandang, pencahayaan dan kebersihan yang baik serta melakukan biosecurity secara teratur.
Penyakit oleh Bakteri
Berak Kapur (Pullorum)
Pullorum merupakan penyakit menular pada puyuh yang dikenal dengan nama berak putih atau berak kapur (Bacilary White Diarrhea= BWD). Pullorum atau Berak kapur disebabkan oleh bakteri salmonella pullorum dan bakteri gram negatif. Bakteri ini mampu bertahan ditanah selama 1 tahun
Penularan penyakit Pullorum dapat melalui 2 jalan yaitu:
- Secara vertikal yaitu induk menularkan kepada anaknya melalui telur.
- Secara horizontal terjadi melalui kontak langsung antara puyuh secara klinis sakit dengan puyuh karier yang telah sembuh, sedangkan penularan tidak langsung dapat melalui kontak dengan peralatan, kandang, litter dan pakaian dari pegawai kandang yang terkontaminasi.
Puyuh yang terserang penyakit ini menunjukan gejala klinis seperti napsu makan menurun, feses (kotoran) berwarna putih seperti kapur, kotorannya menempel di sekitar dubur berwarna putih, kloaka akan menjadi putih karena feses yang telah keringkering, jengger berwarna keabuan, mata menutup dan nafsu makan turun, badan anak puyuh menjadi lemas, sayap menggantung dan kusam, lumpuh karena artritis, suka bergerombol
Pengobatan Berak Kapur dilakukan dengan memberikan antibiotik golongan-golongan sulfa seperti coritrym. Obat-obatan ini hanya efektif untuk pencegahan kematian puyuh, tapi tidak dapat menghilangkan infeksi penyakit tersebut. Sebaiknya puyuh yang terserang dimusnahkan untuk menghilangkan karier yang bersifat kronis.
Pencegahan dilakukan dengan cara melakukan desinfeksi pada kandang dengan formaldehyde 40%. Puyuh yang terkena penyakit sebaiknya dipisahkan dari kelompoknya, sedangkan puyuh yang parah dimusnahkan.
Snot (Coryza)
Penyakit Snot atau coryza disebabkan oleh bakteri Haemophillus gallinarum. Penyakit Snot dapat menyerang semua umur, biasanya penyakit ini muncul akibat adanya perubahan musim dan banyak ditemukan di daerah tropis. Perubahan musim biasanya akan mempengaruhi kesehatan puyuh.
Penyakit ini disebabkan oleh Bakteri Haemophillus gallinarum. Penularan dapat melalui kontak langsung dengan puyuh yang sakit juga dapat melalui udara, debu, pakan, air minum, petugas kandang dan peralatan yang digunakan.
Puyuh yang secara klinis telah terinfeksi menunjukkan gejala pengeluaran cairan air mata, puyuh terlihat mengantuk dengan sayapnya turun atau menggantung, keluar lendir dari hidung, kental berwarna kekuningan dan berbau khas, pembengkakan didaerah sinus infra orbital, terdapat kerak dihidung, puyuh mengorok dan sukar bernapas
Pengobatan penyakit snot pada puyuh adalah dengan pemberian preparat sulfat seperti sulfadimethoxine atau sulfathiazole. Pemberian sulfonamida dapat dikombinasikan dengan tetrasiklin untuk mengobati coryza dan dapat diberikan melalui air minum
Upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan menjaga kebersihan kandang dan sirkulasi kandang yang baik. Kandang sebaiknya terkena sinar matahari langsung sehingga mengurangi kelembaban. Kandang yang lembab dan basah memudahkan timbulnya penyakit ini.

Keterangannya : 
  1. Radang usus (Quail enteritis)
    Penyebab: bakteri anerobik yg membentuk spora & menyerang usus, sehingga timbul pearadangan pd usus.
    Gejala: puyuh tampak lesu, mata tertutup, bulu kelihatan kusam, kotoran berair & mengandung asam urat.
    Pengendalian: memperbaiki tata laksana pemeliharaan, serta memisashkan burung puyuh yg sehat dr yg tlah terinfeksi.
  2. Tetelo (NCD/New Casstle Diseae)
    Gejala: puyuh sulit bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi ngorok, lesu, mata ngantuk, sayap terkulasi, kadang berdarah, tinja encer kehijauan yang
    spesifik adanya gejala “tortikolis”yaitu kepala memutar-mutar tidak menentu & lumpuh.
    Pengendalian:
    1. menjaga kebersihan lingkungan & peralatan yg tercemar virus, binatang vektor penyakit tetelo, ayam yg mati segera dibakar/dibuang;
    2. pisahkan ayam yg sakit, mencegah tamu masuk areal peternakan tanpa baju yg mensucihamakan/ steril serta melakukan vaksinasi NCD. Sampai sekarang belum ada obatnya.
  3. Berak putih (Pullorum)
    Penyebab: Kuman Salmonella pullorum & merupakan penyakit menular.
    Gejala: kotoran berwarna putih, nafsu makan hilang, sesak nafas, bulu-bulu mengerut & sayap lemah menggantung.
    Pengendalian: sama dgn pengendalian penyakit tetelo.
  4. Berak darah (Coccidiosis)
    Gejala: tinja berdarah & mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi, bulu kusam menggigil kedinginan.
    Pengendalian:
    1. menjaga kebersihan lingkungaan, menjaga litter tetap kering;
    2. dengan Tetra Chloine Capsule diberikan melalui mulut; Noxal, Trisula Zuco tablet dilarutkan dlm air minum atau sulfaqui moxaline, amprolium, cxaldayocox
  5. Cacar Unggas (Fowl Pox)
    Penyebab: Poxvirus, menyerang bangsa unggas dr semua umur & jenis kelamin.
    Gejala: imbulnya keropeng-keropeng pd kulit yg tidak berbulu, seperti pial, kaki, mulut & farink yg apabila dilepaskan akan mengeluarkan darah.
    Pengendalian: vaksin dipteria & mengisolasi kandang atau puyuh yg terinfksi.
  6. Quail Bronchitis
    Penyebab: Quail bronchitis virus (adenovirus) yg bersifat sangat menular.
    Gejala: puyuh kelihatan lesu, bulu kusam, gemetar, sulit bernafas, batuk & bersi, mata & hidung kadang-kadang mengeluarkan lendir serta kadangkala kepala & leher agak terpuntir.
    Pengendalian: pemberian pakan yg bergizi dgn sanitasi yg memadai.
  7. Aspergillosis
    Penyebab: cendawan Aspergillus fumigatus.
    Gejala: Puyuh mengalami gangguan pernafasan, mata terbentuk lapisan putih menyerupai keju, mengantuk, nafsu makan berkurang.
    Pengendalian: memperbaiki sanitasi kandang & lingkungan sekitarnya.
  8. Cacingan
    Penyebab: sanitasi yg buruk.
    Gejala: puyuh tampak kurus, lesu & lemah.
    Pengendalian: menjaga kebersihan kandang & pemberian pakan yg terjaga kebersihannya.

    Demikian artikel ttg HAMA & PENYAKIT BURUNG PUYUH, smg bermanfaat.
0 Komentar untuk "JENIS PENYAKIT BURUNG PUYUH DAN CARA PENGENDALIANNYA "

 
Copyright © 2014 Berbagi Info - All Rights Reserved
Template By Catatan Info